Dicari marketing pria - wanita
Gaji + Komisi besar 1 juta s.d 3 juta keatas
Jakarta - Gajah mada Plaza
Sabtu , Minggu juga Bisa
Telp . 021.9140.9440 - rcjakarta@gmail.com
..<< Jual Rumah >>..

Monday, 8 September 2008

Perumahan Konvesional Tetap Jadi Pilihan

WALAUPUN luas tanah di Jakarta terus berkurang, bukan berarti pembangunan kawasan hunian di Jakarta berkurang. Buktinya, di sejumlah sudut Jakarta ada saja proyek pembangunan kawasan hunian baru.

Mulai apartemen bersubsidi, apartemen, town house, atau bahkan perumahan konvensional kini marak dikembangkan. Pada kawasan hunian apartemen bersubsidi dan apartemen, pengembang menawarkan sebuah kawasan hunian yang vertikal. Pengembang tertarik membangun kawasan hunian seperti itu karena diyakini merupakan salah satu solusi membangun kawasan hunian di Jakarta. Apalagi lahan yang tersedia di Jakarta semakin mahal.


Kendati begitu, bukan berarti sudah tidak ada lagi pembangunan kawasan hunian konvensional di Jakarta. Buktinya, pada pameran perumahan yang berlangsung sejak 30 Agustus lalu hingga 7 September mendatang di Jakarta Convention Center (JCC), setidaknya ada tiga kawasan hunian yang sedang membangun tiga proyek perumahan konvensional di Jakarta. Bahkan, salah satunya membangun dari nol.

Salah satu kawasan hunian yang mulai membangun kawasan hunian konvensional adalah pengembang Keppel Land Ltd. Kawasan hunian yang sedang dikembangkan Keppel Land Ltd adalah Jakarta Garden City (JGC) di wilayah Cakung, Jakarta Utara.

"Keppel Land Ltd merupakan pengembang yang berasal dari Singapura," sebut Senior Marketing Associate Era Real Estate Giyanto di Jakarta, Senin (1/9).

Era Real Estate merupakan tim pemasaran yang ditunjuk Keppel Land Ltd untuk memasarkan JGC. Dia mengatakan, Keppel Land Ltd telah cukup berpengalaman membangun sejumlah proyek properti di Indonesia. Sejumlah proyek yang telah dilakukan Keppel Land Ltd, di antaranya Wisma BCA yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, dan BG Junction di Surabaya.

Di JGC, Keppel Land Ltd memiliki lahan seluas 270 hektare. Untuk tahap awal, dikembangkan unit rumah yang memberikan perhatian pada masalah lingkungan. Di antaranya dengan memperbanyak lahan hijau yang akan menciptakan lingkungan asri dengan rimbunan pohon.

Unit rumah yang sedang dibangun memiliki dua tipe, large dan medium. Untuk tipe largememiliki luas 200/208 dan ditawarkan Rp1,2 miliar. Adapun tipe medium memiliki luas 148/156 seharga Rp850 juta. Harga tersebut dipastikan akan terus naik seiring dengan meningkatnya harga properti di Jakarta Utara.

Masa mendatang, kawasan hunian tersebut akan dibangun dengan konsep kota mandiri. Pengembang juga akan membangun mal, perkantoran, apartemen, sekolah, rumah sakit, serta tempat rekreasi. Pembangunan kawasan tersebut akan dilakukan bertahap hingga beberapa tahun ke depan. "Kawasan hunian sekarang sedang dibangun. Diperkirakan pada September 2009 sudah selesai," sebutnya.

Karena itulah, dia menjamin masyarakat yang memilih membeli tempat tinggal di JGC tidak akan rugi. Apalagi letaknya hanya sekitar lima kilometer dari Kelapa Gading. Terhubung dengan jalan tol lingkar luar (outer ring road). Secara geografis, JGC juga memiliki akses yang mudah ke berbagai lokasi penting di Jakarta, seperti kawasan bisnis utama (central business district/CBD).

Giyanto juga menjamin kawasan hunian yang sedang dibangun Keppel Land Ltd, bebas banjir. Ini tidak terlepas dari digunakannya sistem drainase modern yang dimiliki kawasan hunian tersebut. "Gerbang perumahan dijaga 24 jam dengan CCTV di setiap kluster," sebutnya.

Di Jakarta Barat, pengembang PT Fajar Surya Perkasa (Fassa), juga tengah dan akan membangun kluster baru di kawasan hunian yang sedang dikembangkan yakni Daan Mogot Baru. Menurut staf pemasaran PT Fassa Yudo Haksoro, pihaknya tengah berencana membangun kluster Jimbaran. Harga yang ditawarkan mulai Rp800 jutaan. "Di kluster tersebut, kami akan mengutamakanpenghijauan," tuturnya. Dia menambahkan, luas tanah pada kluster tersebut sangat bervariasi, mulai 8x15 m2 hingga 10x20 m2.

Dia menambahkan, dengan dibangunnya kluster Jimbaran, semakin memperkaya kluster di kawasan hunian Daan Mogot Baru. Sebelumnya, di kawasan hunian Daan Mogot Baru juga telah ada kluster Taman Kintamani, Tampak Siring, Gilimanuk, Ubud, dan Bedugul. Nama kluster tersebut sengaja diambil dari nama daerah di Bali agar terkesan eksklusif.

Dengan sistem kluster, keamanan dan kenyamanan penghuni terjaga selama 24 jam. Pada saat ini, dia menyebutkan, hunian Daan Mogot Baru sedang memasarkan kluster Gilimanuk dan Ubud. Harga yang ditawarkan mulai Rp1,5 miliar hingga Rp3,4 miliar. Pada kluster Gilimanuk, unit rumah yang dibangun memiliki beberapa keunikan. Salah satunya unit hunian tersebut mengelilingi tanah yang ditanami berbagai pepohonan tropis yang luasnya hingga ratusan meter persegi.

Tak hanya itu, segi keamanan juga sangat diperhatikan. Rumah-rumah di Daan Mogot Baru dibangun dengan sistem kluster sehingga para penghuni tak perlu merasa cemas. "Keamanan memang menjadi prioritas utama pengembang. Bagaimanapun kami memang ingin menciptakan suasana kehidupan yang aman, nyaman di lingkungan yang serba-lengkap dan asri," sebutnya.

Meskipun klusternya diambil dari beberapa daerah di Bali, arsitektur kawasan hunian di Daan Mogot Baru tidak ada yang mengadopsi arsitektur Bali. Pengembang malah memilih arsitektur modern minimalis atau kombinasi arsitektur tropis dan Mediteranian.
(sindo//tty)

Source : lifestyle.okezone.com

No comments:

Other :

Topic Relation
Digg!
Custom Search

Informasi jual beli

R.Design: Charm Skins